BUKU AJAR ILMU PENYAKIT HATI

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Halaman 2/2

 

          Keluhan yang dimaksud adalah perasaan agak cepat-capek. Tentunya keluhan seperti disebut diatas tadi bisa merupakan keluhan banyak penyakit lainnya dan bukan milik penyakit hepatitis virus saja. Oleh karenanya tidak terlalu salah jika banyak penderita hepatitis B tidak mengetahui bahwa dirinya sakit, dan hanya datang ketika penyakitnya sudah nyata dan tidak jarang sudah terlambat.  

 

          Kebanyakan penderita datang secara kebetulan saja ketika mereka akan melamar pekerjaan, melanjutkan sekolah, tugas dan bekerja diluar negeri, mendonorkan darahnya, dll. Dimana mereka tadi diharuskan melaksanakan prosedur check-up, termasuk pemeriksaan test darah SGPT, HBsAg (untuk hepatitis B) dan sekarang sering ditambah pemeriksaan anti HCV (untuk hepatitis C). Kemudian setelah ada hasilnya ternyata angka laboratoriumnya menunjukkan SGPT dan SGPT yang meningkat lebih dari angka normal, atau HBsAg dan anti HCV-nya positip salah satu atau bahkan bisa terjadi kedua-duanya positip. Mereka kemudian dianjurkan untuk memeriksakan diri lebih lanjut.

 

          Sebaiknya anjuran untuk memeriksakan diri lebih lanjut dilaksanakan, karena berbagai hal bisa saja terjadi; misalnya keadaan tersebut belum tentu benar, jadi sebaiknya diulang. Atau bisa saja keadaan tersebut diatas belum tentu permanen atau menetap, sehingga pada pemeriksaan ulang ternyata negatip. Yang penting mereka tidak perlu panik dan menjadi “sakit” sebelum ada vonis yang sebenarnya apa yang terfjadi. Dan kalaupun benar positip tidak usah “stress”, karena sebenarnya peristiwa ini sebenarnya bisa ditanggapi secara positip, suatu “blessing indisguise”, justru harus diambil hikmahnya.

 

         Jika saja keadaan tersebut diatas tidak diketahui sekarang, dan yang bersangkutan tidak mengetahui dalam masa yang panjang bahwa dirinya sakit, maka bukan tidak mungkin mereka mengetahuinya justru sudah dalam keadaan yang sakit atau bahkan terlambat. Jadi adalah sangat tepat dan sangat dianjurkan bahwa mereka dapat melaksanakan pemeriksaan yang sesuai dengan pedoman dan protokol. Dengan melaksanakan hal tersebut, para penderita diajak dan dibawa untuk melaksanakan tindak lanjutan sesuat dengan tahap-tahap pemeriksaan dalam pedoman dan protokol. Insya Allah kita dapat menyelamatkan para penderita yang dalam kebetulan check-up ternyata positip dari bahaya ketidak-tahuan (ignorance), sesuatu yang “kecil” yang bisa berdampak besar dikemudian hari, jika tidak dilaksanakan.

 

           Selain penyelenggaraan peñatalaksanaan penyakit (baca: pengobatan), klinik hati juga menyelenggarakan upaya pencegahan penyakit. Misalnya untuk pencegahan hepatitis B dan hepatitis A. Sudah sejak beberapa lama untuk pencegahan hepatitis B dan hepatitis A sudah tersedia vaksinnya. Dengan pemeriksaan yang sederhana dan tidak mahal dan mendapatkan vaksinasi,  maka InShaa Allah kita dapat terhindar dari terkena infeksi virus hepatitis B atau hepatitis A. Upaya pencegahan dari terjangkitnya penyakit tentunya lebih baik, dari pada sudah terlanjur terkena penyakitnya. Karenanya adalah sangat baik apa bila seseorang menyediakan waktu untuk mengadakan check-up. Dengan upaya check-up seseorang bisa megetahui apakah dirinya telah terkena penyakit (mengidap), apakah perlu diadakan pengobatan atau hanya perlu diawasi sampai waktu tertentu sampai bisa dinyatakan aman, atau bisa berubah menjadi aktip dan harus mendapatkan terapi atau keadaannya lebih baik dan perlu upaya mengetahui cara-cara mencegah tertularnya oleh penyakit. Untuk memeriksakan check-up hati atau “liver check-up” dapat dilaksanakan bersama check-up umum.

 

           Dengan mengadakan pemeriksaan check-up hati maka bagi yang sudah terkena dapat dilakukan upaya pengobatan dan selanjutnya melaksanakan cara hidup yang baik untuk menyembuhkan penyakit hatinya atau mencegah jangan sampai penyakitnya berlanjut. Untuk penyakit hepatitis B dan C sekarang ini telah ada obatnya. Memang tidak seratus % semua bisa disembuhkan tetapi banyak yang bisa disembuhkan dan dicegah untuk penyakitnya menjadi berat dan lanjut. Bagi yang belum terkena maka dapat diupayakan apakah dirinya sudah aman dari terjangkit penyakit atau memerlukan imunisasi untuk mencegah tertularnya oleh hepatitis B.  

 

            Bagi mereka yang sudah terkena penyakit hati menahun (hepatitis kronik, sirosis hati kompensata, sirhois hati dekompensata dan penyakit kanker hati), tentunya harus mengikuti cara-cara hidup yang menyesuaikan kepada tingkat penyakitnya. Tentu saja sesuai dengan tingkat penyakitnya mereka masih dapat melakukan pekerjaan sehari-harinya dan bahkan mungkin masih sebagian besar dari para penderita tersebut diatas (penyakit hati menahun tetap dizinkan untuk berolah raga). Harus dipilih olah raga yang sesuai untuk penyakit hati. Diet bagi penyakit hati memegang peranan penting, karena ada beberapa jenis makanan yang sebaiknya dihindarkan atau dikurangi sampai batas yang dapat ditoleransi.

 

                                                                     oo0oo 

 
         
           
           
 

Google


Web Search Site Search

  Copyright ©2009 |   Yayasan Klinik Hati Prof. dr.H. Ali Sulaiman, Ph.D FACG   |   All Rights Reserved Login to the cms